Dua Jalur yang Berbeda
Oleh: Kang Rik-rik

Kredit: tfavretto.devianart.com

Si Kardun bukanlah anak yang bodoh. Ia cukup pintar untuk ukuran anak seusianya. Di kelasnya pun ia dikenal menonjol dan memiliki otak yang berbeda dengan anak kebanyakan. Bisa dikata dia memang anak yang brilian dan cemerlang. Sekalipun ide-idenya terkadang sangat nyeleneh dan di luar logika.

Rumah di Bawah Jalan
Oleh: Kang Rik-rik


Kredit: derumah.com

Garut, Juli 1972.

Bagi sebagian orang, rumah bercat putih bukanlah hal yang aneh. Itu hanyalah tak lebih dari sekedar bangunan biasa. Selain karena di sudutnya ada beberapa pot kuping gajah yang meneduhkan mata. Rumah yang akan diceritakan di sini juga memiliki sisi lain yang sayang untuk dilewatkan.
Agustus
Oleh: Kang Rik-rik 

Kredit: leilfataya.wordpress.com

Sebentar lagi Agustus tengok engkau, Dik
Sempat terpikir di benakku untuk hapus segalanya
Derita yang Tersisa
Oleh: Kang Rik-rik

Kredit: adityamehta.in
Gusar jangan dipikir
Kiranya, manusia hanyalah sebatas wayang
Rintihan Hati
Oleh: Kang Rik-rik

Kredit: luk.staff.ugm.ac.id
Seruling tidaklah serupa harpa
yang ketika dipetik
Di Seberang Stasiun Radio
Oleh: Kang Rik-rik

Kredit: pinterest.com
Jam yang kejang bukan alasan, kenapa kau dan aku terpampang dalam remang yang pirang
Hilang sudah semua tentang bayang; semua hanya tinggal kenang
Sepenggal Bayang
Oleh: Kang Rik-rik

Kredit: eramuslim.com
Antingmu sungguh manis, kasih
Berkilau ditimpa wanginya dupa